Pengikut

Senin, 09 Mei 2016

RATATEX RIWAYAT MU DOLOE



Siang tadi saya cangkrukan di dekat jembatan yang baru direnovasi di Balongbendo, Sidoarjo. Warga setempat menyebut Jembatan Ratatex. Sebab, dulu di dekat situ ada pabrik tekstil besar bernama Ratatex. Perusahaan Ratatex yang membuat jembatan itu. Maka, warga Balongbendo, Krian, Taman, Sidoarjo, hingga Surabaya tempo dulu pasti hafal Ratatex. Pabrik besar yang selalu ramai karyawan. Begitu banyak warga setempat bekerja di Ratatex. Tapi itu dulu. Dulu sekali. Saat ini Ratatex di Balongbendo yang diresmikan pada 1957 itu tinggal kenangan. Tak ada lagi jejak kejayaan sebagai pabrik tekstil terbesar di Asia Tenggara. Bahkan, jembatannya pun sudah dibongkar, diganti yang baru karena memang sudah rapuh. Oh, Ratatex riwayatmu dulu. Konon Presiden Sukarno dan Wakil Presiden Muhammad Hatta datang ke Sidoarjo untuk meresmikan pabrik tekstil itu. Maklum, sang pemilik, Rahman Tamin, pengusaha kaya yang dekat dengan para pejuang kemerdekaan. Sebelum Indonesia mereka pun almarhum Rahman Tamin sudah kaya raya. Nah, Ratatex ini singkatan dari Rahman Tamin Textile. Pabrik-pabrik yang ada akhiran tex biasanya milik konglomerat kaya. Sebut saja Pardedetex di Sumatera Utara atau Sritex di Jawa Tengah. Sayang, kehebatan almarhum Rahman Tamin tidak bisa berumur panjang. Ratatex bahkan sudah goyang sebelum generasi kedua. Anak-anak Rahman tak banyak terlibat di pabrik ini. Yang bermain justru keluarga besar taipan berdarah Sumatera Barat itu. Maka Ratatex pun menggelepar bak ikan di kolam yang mengering. Kemudian menghilang dari peredaran. Sofjan Tamin, putra Rahman Tamin, malah membuka bisnis baru di Jakarta. Bisnis yang jauh dari urusan tekstil atau pakaian. Sejak awal Sofjan memang sengaja menjauh dari Ratatex karena terjadi rebutan aset di antara keluarga besar ayahnya. Ratatex dan sejumlah pabrik besar di Kabupaten Sidoarjo bernasib sangat tragis. Usianya tak sampai 50 tahun. Padahal, biasanya perusahaan baru mulai meredup ketika dipegang generasi ketiga. Ratatex ternyata mati lebih cepat karena mismanajemen serta kegagalan beradaptasi dengan zaman yang berubah. "Waktu saya kecil Ratatex itu sangat luar biasa. Semua orang Jawa Timur saya yakin tahu Ratatex. Paling tidak pernah memakai pakaian yang kainnya diproduksi Ratatex," kata Choirul, warga Balongbendo yang berusia 60an tahun. Asal tahu saja, zaman dulu sangat jarang orang membeli pakaian jadi. Harus membeli kain, dibawa ke penjahit (tailor), ukur badan, kemudian dijahit. Kualitas kain-kain buatan Ratatex pun dianggap terbaik di tanah air.Ah, itu semua cerita masa lalu. Saat ini, pertengahan Mei 2016, kawasan di sekitar eks pabrik Ratatex begitu lengang. Tak ada kegiatan ekonomi yang menonjol. Anak-anak muda kelahiran 1990an ke atas bahkan tak tahu bahwa Ratatex itu nama sebuah pabrik tekstil terkenal di Balongbendo. Dan, bukan sekadar nama jembatan.  

33 komentar:

  1. Sangat menyayat hati :'(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku ingat di saat jaya/Bangkrut, di saat masa2 kecilku,ingin aku kembali diperumaan RATATEX

      Hapus
    2. Bro aku jg pernah tinggal di ratatex, tahun 1993-2016 siapa namamu?

      Hapus
    3. Nama aku yono ,tempat kelahiranku thn 1964,sampe 1980 .

      Hapus
    4. Bro no telpun aku 085267160602.hubungi aku bro

      Hapus
  2. saya punya buku yang berkisah seputar Rahman Tamin, sang pemilik Ratatex Group. Kalau berminat saya bisa kirim ke Pak Achmad Maulana Hero. Kontak saya: yoyok_widoyoko@yahoo.com

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yoyok itu putranya pak Endarsono yaa?

      Hapus
    2. Saya Iman, nama bapak saya Hendartono

      Hapus
  3. Siapa pemilik ratatex sekarang om

    BalasHapus
  4. Saya (Yono) kadang selalu ingat di jaman itu ,orang tuaku saat itu bekerja di RATATEX.

    BalasHapus
  5. Saya (Yono) kadang selalu ingat di jaman itu ,orang tuaku saat itu bekerja di RATATEX.

    BalasHapus
  6. Di antaranya siapa ya yg kenal sma sama saya (yono) putra dari bapak Supangat.Aku kangen sekali dengan teman2 ku di masa2 itu.

    BalasHapus
  7. Bro aku jg pernah tinggal di ratatex, tahun 1993-2016 siapa namamu?

    BalasHapus
  8. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  9. Sayang sekali perusahaan raksasa milik putra daerah tersebut tinggal kenangan. Saya membaca tulisan ini berawal dari sebuah mesin tik yang terdapat tulisan N.V. Rahman Tamin di bagian belakangnya. Saya penasaran kemudian saya cari, ternyata nama tersebut merupakan sebuah PT ternama di masa lalu. Mesin tik itu mungkin saja milik pimpinan atau orang-orang yang memiliki kedudukan di perusahaan tersebut, atau bisa jadi milik bpk Rahman Tamin sendiri dengan mempertimbangkan pembuatan mesin tik pada sekitar tahun 1954.

    BalasHapus
  10. Apakah kamu tau Nursidah tamin

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya tinggal di sby. Setiap Idul Fitri thn. 70-an saya sekeluarga silaturrahmi.ke sana krn ayah saya msh famili. saya terakhir menghadiri pernikahan di sana thn. 1981. Nama ayah saya Hasan Basri Rajo Gandam 0895325344424 skrng kehilangan kontak

      Hapus
    2. Orang tua saya bekerja di pabrik RATATEK saat itu , aku masi ingat juga saat lebaran 1 bis dari karyawan pabrik pernah silaturomi ke Surabaya ,

      Hapus
  11. Saya Aditya (dulu saat kecil dipnggil Dedek) saya tinggal di ratatex tahun 1987-1998. Nama orangtuaku Pak Yudistira. Silahkan yg kenal sama saya, hubungi 081294160333

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ini Arga dek hub aku 082132197980

      Hapus
    2. Dede ( Aditya ) Dulu Kamu Punya Kakak Cewek Klo Gak Salah Namanya Tiya ya ayahmu Pak Yudistira Dulu TNI AL Bukan ya.. Dan Klo Nggak Salah di halaman Belakang Rumah mu Ada Kolam Lele bukan ya..😃

      Hapus
  12. Saya masih ingat beberapa teman kecil saya: fahrul, hasan, husen, kiki, mbak riska, risko, Nyoman, babam, agus, mbak Nenen, mbak Yuni, mbak sela, lukman, rudin (semoga Allah mengampuni dosanya), asep, ivan, dede,..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sy dulu tinggal di desa Suwaluh, sy banyak teman tinggal di perumahan Ratatex. Maaf apakah temen sampeyan yg bernama Hasan n Husen ini saudara kembar yg tinggal di Ratatex?

      Hapus
  13. Sy dulu tinggal di Balongbendo deket Ratatex. Skrg ex ratatex jadi apa ya? Tempo hr sy pas aq pulang bangunan, ex ratatex udah tdk ada sama sekali, rata dg tanah, gak tau mau dibikin apa.

    BalasHapus
  14. Saya Ibu Nurul Kustantyah pernah bekerja sebagai desainer .keluar thn 1975. Apakah ada yg mengenal saya ? ..teman seangkatan .saya ( Sukriyah, Adik ipar mas Fahmi. , dan mbak Utik adik mbak. Suharti .( kalo masih ada ,Alhamdulillah )

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aduh lupa ...saya putranya Alm.Adnan Alpin

      Hapus
    2. Apakah mbak utik adik p. suwaji? pegawai ratatex juga klo ia mungkin mbak utik sdh almarhumah, saya tahu krn sy tetangganya Saya keluarga dr Tatik Suharji

      Hapus
    3. Iya makasih info nya. Semoga.Allah SWT mengampuni dosa nya dan tempat kan disisi Allah. Yg terbaik . Aamiin ya Robbal Aalamiin. Salam kepada bpk Suwadji .dari ..mbk Nurul Kustantyah. ..

      Hapus
  15. Saya lahir sampai punya Istri dan anak masih di Ratatex...saya keluar dr Ratatex 2013

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pabrik kakek saya Alwis tamin.. emang tidak ada yg mau meneruskannya apalagi udah kalah saing. Memang sangat disayangkan. Mukin kalo ada agota keluarga tamin bisa siraturahmi dengan saya terimakasih

      Hapus
  16. Aku juga pernah tinggal di Ratatex sejak lahir tahun 1961 , namaku Erna Prawati atau anak Tatik Harji mohon saudara 2 yang seangkatan dengan aku ayo gabung Arisan Warga ex Ratatex . aq tinggal di Krian.

    BalasHapus
  17. Trimakasih bu/ pak .saya ga tahu karena juga ga ada namanya .dan Trimakasih udah berbagi info ..semoga mbak Utik almarhumah di tempat kan disisi Allah..yg terbaik. Aamiin ya Robbal Aalamiin. Makasih

    BalasHapus